Kebahagiaan itu... kadang orang mencarinya kemana-mana...padahal dia begitu dekat.. hanya berjarak 1 mili..

Senin, 18 April 2011

Grobogan, Bagaimanakah Wisatamu…..



Grobogan adalah nama sebuah kabupaten di Provinsi Jawa Tengah, namun banyak orang yang lebih mengenal Purwodadi sebagai nama daerahnya. Untuk kota kabupaten memang Purwodadi lebih banyak fasililasnya dan kemudahan mengaksesnya dibandingkan dengan kota Grobogan. Dengan luas wilayah 1.975,86 Km2, Purwodadi Grobogan memiliki cukup banyak objek wisata. Sebut saja Bledug Kuwu dengan pemandangan anehnya berupa letupan – letupan lumpur yang airnya mengandung garam dan berlangsung terus – menerus, lalu ada Api Abadi Merapen yaitu api abadi yang timbul dari dalam tanah dan tidak pernah padam walupun terkena hujan, Sendang Dudo yang airnya seperti mendidih tapi sama sekali tidak panas, Waduk Klambu, Waduk Kedung Ombo, Sendang Coyo, Air Terjun Widuri, Makam Ki Ageng Tarup, Gua Stalaktit dan Stalakmit: Gua Urang dan Gua Macan, Gua Crawang, Cindelaras, Massjid K.H. Burham. Yang semua tempat – tempat itu mengandung unsur legenda, dongeng, dan mitos. Contohnya kisah Joko Tingkir, Dewata Cengkar dan Joko Linglung dalam objek wisata Bledug Kuwu dan Gua Crawang.
Dengan pilihan tempat wisata yang begitu banyak, harusnya bisa menjadi modal awal kemajuan ekonomi pariwisata di Kabupaten Grobogan. Apalagi jika penduduk Grobogan yang sebanyak 1.359.191 jiwa (Tahun 2004), menjadi sasaran wisatawan sendiri. Belum lagi tareget wisatawan dari daerah luar.



Tetapi yang sangat disayangkan adalah objek wisata yang disebut di atas, ternyata tidak mampu menjadi tempat tujuan wisata yang menarik bagi penduduk asli maupun sekitar. Mereka lebih senang ke luar daerah seperti Yogyakarta. Padahal bisa dihitung dengan jari, penduduk asli yang pernah datang mengunjungi tempat – tempat wisata tersebut.
Jika dilihat dari empat aspek, yaitu aksesibilitas, amenitas, atraksi dan aktivitas, memang objek wisata tersebut bisa dinilai tidak memenuhi semuanya.
Pada aspek aksesibititas, objek wisata di atas hamper semuanya susah dijangkau. Jalan yang belum baik dan masih di bawah standar, belum adanya armada publik yang memadai sampai tujuan wisata, jauh dari fasilitas umum.
Sedangkan untuk superstructure dan infrastructure objek wisata tersebut juga masih sangat minim. Contoh saja Bledug Kuwu, belum ada tempat bertedu yang memadai untuk melihat letupan – letupan lumpur yang muncul, padahal tempat tersebut sangat panas. Perbaikan fasilitas dan sarana pendukung objek wisata sama sekali belum ada. Mungkin ini salah satu hal yang menyebabkan minimnya pengunjung, karena tidak ada kenyamanan ketika menikmati objek wisatanya.
Demikian pula dalam atraksi, tidak ada event yang ditampilkan untuk menonjolkan objek wisatanya. Padahal objek – objek wisata tersebut memiliki sejarah atau kisah – kisah yang menarik. Seandainya kisah – kisah tersebut dipertontonkan sebagai main events dengan supporting events yang lain, maka akan lebih menghibur dan menambah nilai jual objek wisata tersebut. Namun karena selama ini ketika kita datang ke objek wisata tersebut, lalu hanya menonton pemandangan wisatanya dan pulang, sama sekali tidak ada kesan yang menempel di hati untuk dapat kembali lagi ke tempat wisata tersebut.
Ditambah lagi objek – objek wisata tersebut pun tidak memiliki souvenir atau oleh –oleh yang unik khas tempat wisata tersebut. Jadi ketika kita pulang, kita tak membawa apa – apa.
Hal – hal yang semacam ini bukan hanya semakin mengurangi jumlah wisatawan namun juga tidak akan ada uang yang dibelanjakan karena tidak ada yang bisa dibeli. Sehingga walaupun memiliki objek wisata yang banyak, peningkatan ekonomi di bidang pariwisata tidak akan terjadi.
Oleh karena itu, pemerintah harus segera bertindak untuk memulai mengemas lagi pariwisata Grobogan dengan lebih indah dan cantik. Sehingga promosi yang dilakukan tidak hanya omong kosong namun terbukti bahwa wisata Grobogan memang terjamin.

1 komentar:

  1. tugas kuliah ekonomi pariwisata ditaruh disisni :ngakak ...
    memalukan... :capede

    BalasHapus