Kau goreskan mimpi di detak nadiku
Walau kau tau detak itu memudar
Hanya warna tak terlihat
Yang mampu terserap, namun tak terpahat
Kau acungkan jari untuk mendobrak tembokku
Tanpa nada, tanpa kata
Hanya senyum yang mematahkan kelamku
Lalu, suara yang mengalun
Hanya deretan angka yang tersiksa
Memaksa diri untuk menghilang
Di antara kabut,
Menuju aliran yang tak ku mengerti dan tanpa diketahui
Warna itu jelas, langkah itu terang
Namun kusanggah dengan harapan hitam
Hanya penyangkalan yang semakin terdeteksi
Entah kau pahami, entah kau terluka
Tentang sinar yang mengitari jari
Tanpa kita sadari
Mana khayalan, dan mana kejujura
Tidak ada komentar:
Posting Komentar