Kebahagiaan itu... kadang orang mencarinya kemana-mana...padahal dia begitu dekat.. hanya berjarak 1 mili..

Selasa, 26 April 2011

Wanita, Apel dan Putri Salju


Seorang wanita berjalan dengan wajah yang tampak sangat lelah. Memasuki kereta jurusan Jogja dan duduk di salah satu kursi dengan tampang malas-malasan.

Sebenarnya perjalanan seperti ini sudah menjadi rutinitasnya setiap hari. Dia bekerja di perusahaan swasta di Solo, tinggal di Solo, tapi dia harus ke Jogja karena harus merawat ibunya yang dirawat di rumah sakit di Jogja. Adiknya dengan alasan sibuk kuliah di Semarang, tak pernah punya waktu untuk menggantikannya menjenguk ibunya setiap hari. Sedangkan ayahnya sudah meninggal sepuluh tahun yang lalu. Sebenarnya beberapa bulan yang lalu dia masih memiliki suami, tapi dengan alasan tak mendapat perhatian darinya dan lain sebagainya, suaminya meminta cerai. Dan kini dia diambang pemecatan.

Kini perasaannya sudah benar-benar capek dan penuh. Dia capek merawat ibunya seorang diri.

Kenapa harus dia? Apakah karena dia sulung? Masih kurangkah pengorbanannya? Dia sudah kehilangan segalanya karena merawat ibunya.

Segala pikirannya mengalir deras bak bendungan yang ambrul.

Di tengah hiruk pikuk kereta api, dia mendengar suara anak kecil yang merengek meminta ibunya mengupaskan apelnya.

Bahkan, dia tidak sadar kalau dia duduk di samping anak kecil itu. Ketika menoleh, matanya tak sengaja melihat apel yang mulai dikupas itu.

Apel. Sudah lama sekali dia tidak makan apel. Waktu kecil, dia sanagt takut dengan apel.

Ketika masih TK, gurunya menceritakan dongeng Putri Salju yang mati karena apel. Dan setelah itu, dia sangat takut dengan apel. Hingga pulang dari TKnya pun dia masih menangis. Dan saat ayahnya pulang dari kantor membawa seplastik apel, dia langsung berlari menjauh. Ketika ibunya mengambil apelnya, dia langsung menangis kencang, karena takut ibunya akan mati seperti Putri Salju. Ibunya dengan lembut mengelus rambutnya dan menceritakan ulang kisah Putri Salju itu. Bahwa karena apel itulah Putri Salju dapat bertemu dengan Pangerannya. Apel itu membuat Putri Salju dapat hidup bahagia selamanya dengan Pangeran. Ibunya mengupaskan apel itu, dan menyuapinya. Apel itu akan membahagiakan mereka, sebahagia Putri Salju dan Pangeran. Begitu ibunya bilang. Setelah itu, dia tidak pernah takut lagi pada apel.

Dia merasakan pipinya basah. Ternyata air matanya sudah menetes. Anak kecil di sampingnya menawarinya apel, dan tersenyum. Dia pun membalasnya dengan senyum yang lembut.

Dengan perasaan bersalah, lega, dan bahagia, dia berjalan menuju rumah sakit.

”Aku akan mengupaskan apel untukmu, Ibu.”

Kadang ketika kita sudah dewasa dan disibukkan dengan pekerjaan sehari-hari, kita melupakan kisah-kisah cinta kita bersama Ibu.

Kasih Ibu kepada beta

Tak terhingga sepanjang masa

Hanya memberi tak harap kembali

Bagai sang surya menyinari dunia

To: Ibu dan calon Ibu di seluruh dunia

2 komentar: