Cerita tentang “sebuah tanaman yang berbunga”
Di sebuah lahan, tiba-tiba muncul sebuah tanaman. Entah aku sendiri yang tidak sengaja menjatuhkn benihnya, atau orang lain. Aku tak tau. Tanaman itu, juga tak tau dia tumbuh dimana. Dia hanya senang, karena dia dapat tumbuh. Mungkin aku tak sengaja menyirami atau memupukinya ketika aku melakukan itu untuk tanaman yang lain. Ketika tanaman itu sudah mulai tumbuh, aku tau itu, tapi aku tak segera mencabutnya. Entah karena aku penasaran seperti apa bunganya kelak, atau aku hanya mencoba untuk tidak ambil pusing atau peduli. Mungkin aku membiarkan dia tumbuh, atau justru aku sirami. Tetapi, ketika dia benar – benar berbunga, aku kecewa karena bunganya tidak seindah bayangan.
Sesungguhnya … tanaman itu memiliki bunga yang sangat sangat mempesona. Jika saja aku menanamnya diwaktu atau musim yang tepat. Tapi karena ku biarkan ia tumbuh dimusim penghujan ini, akhirnya terlalu lembab untuknya. Hingga banyak hal yang membuatnya berbunga begitu buruk. Kelembabannya membuat batangnya berjamur, daunnya berkutu, dan bunganya membusuk lebih cepat. Namun kini … siapa yang bisa disalahkan? Salah yang menjatuhkan bijinya? Salah karena membiarkan ia tumbuh? Atau salah musim yang tak tepat?
Teman, bunga itu adalah ibarat cinta kita yang datang pada saat yang belum tepat. Ketika kita sering berinteraksi dengan seseorang, muncul benih – benih itu. Tapi kadang kita tidak segera membuangnya atau menyimpannya dalam kotak hingga tak seorang pun tau. Dan menunggu waktu yang tepat untuk membukanya. Kita tidak menghindarinya, justru mencari – cari kesempatan yang dapat membuat kita berhubungan dengannya. Kita menyirami dan memupukinya. Dan ketika sadar, ternyata cinta itu tak setepat yang kita harapkan.
Tunggulah. Jika memang benihnya sudah di tangan, simpan ia rapat – rapat. Jika belum memiliki benih itu, carilah benihnya ketika kita sudah ada disaat yang tepat. Cinta adalah keindahan, jika kita tepat membuatnya mekar.
Kamis, 28 April 2011
Dalam Benih yang Salah
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
benih ... ehem ...
BalasHapussekali lagi kukatakan nduk, olah katamu nicest!
hehe...
BalasHapusmakasih mbak...
selalu coment my tulisan....
banyak belajar nih dr ndoro guru
himenekosan....akan kuingat selalu nasihat darimu he he....
BalasHapusmbak putri....
BalasHapusakhirnya dikau nongol juga diblog ku mbak....
:25 ibarat :15
BalasHapus